Selasa, 03 September 2013

Rinai Hujan

2 Hari Rinai Hujan Mengguyur Samarinda !

Tiap kali hujan turun ada dua kemungkinan rasa yang muncul dalam benakku: bahagia dan rempong.


Bahagia itu ketika hujan lebat dan aku berada dirumah. Maka kubuka jendela kamarku, kuhitung berapa banyak rinai hujan yang turun. Serasa bebas dan lepas keangkasa lalu menyatu dengan alam.


Rempong itu ketika rinai hujan mengguyur kota ini tanpa permisi dan aku berada diluar rumah. Kalau nungguin hujan reda lalu pulang kerumah tak ada yang bisa menjamin akan ada banjir dibeberapa titik. Hujan deras 30 menit saja akan menyebabkan banyak titik air sampai lutut. 
Nah, kalau menerobos hujan walau menggunakan jas hujan ngga akan ada yang menjamin ngga bakal basah kuyup sampai dirumah dan akan melewati titik-titik air yang berwarna coklat dan sampah-sampah keluar dari tempat persembunyiannya.

Hujan oh hujan,Entah musim hujan atau bukan, Samarinda sering diguyur hujan. 


Pertama kali tinggal di Kota ini, aku surprise bukan kepalang melihat banjir yang terjadi. Bagaimana tidak, hujan yang turun dalam beberapa hitungan menit saja bisa menimbulkan gennagan air. OMG !!!Terkadang rasanya jengkel jika aku harus menerobos hujan itu, namun  aku malu pada diriku sendiri melihat masyarakat Samarinda yang begitu menikmati hujan dan banjir. Aku katakan mereka menikmatinya karna aku hampir tak menemukan orang yang menerobos rambu-rambu lalu lintas dalam keadaan hujan dan banjir itu. Padahal kebanyakan titik rambu lalu lintas itu baik diperempatan maupun pertigaan jalan merupakan titik derasnya air. Orang yang dorong motor akan mudah ditemukan dimana-mana, ini menjadi pemandangan yang biasa di Kota ini. Yang lebih lucunya, hujan yang turun itu tidak mengguyur satu kota. Hanya beberapa bagian saja sehingga aku sering menyebutnya hujan lokal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar