Jumat, 10 Mei 2013

Cerita Sahabat Pulau



Cerita ini ditulis oleh oleh volunteer Sahabat Pulau RuBaH Sidrap "Ermawati"
          Kenal sahabat pulau dari kak Nirma tanpa sengaja. Ia hanya bercerita singkat di pondok dan akhirnya mengundangku datang ke meeting yang dilaksanakan di Mushallah STAIN Parepare. Ada banyak seniorku yang hadir pada saat itu. Meeting itu, seingatku, 1 tahun yang lalu, tahun kemarin. Kak Nirma memperkenalkan Sahabat Pulau sebagai wadah untuk berbagi banyak hal dengan adik Asuh (istilah awalnya, sekarang adik Panda) yang berasal dari pulau yang berbeda dengan kakak Asuhnya. Aku sangat tertarik tentunya, apalagi dengan cara berbagi pengalaman atau pemberian motivasi terhadap adik Asuh kita dengan berkirim surat, lebih tepatnya sahabat pena, dalam pikiranku saat itu. Tapi, sayang sekali, kesibukan di organisasiku yang lain membuatku mengabaikan Sahabat Pulau. Terkadang Kak Nirma atau kakak – kakak yang lain mengadakan meeting lagi dan aku tidak datang.
Sebenarnya aku telah tergabung di Sahabat Pulau dengan programnya Rumah Baca Harapan. Salah satunya di Sidrap, kampung halamanku, RUBAH SIDRAP. Aku merupakan salah satu pengurusnya. Sebenarnya Kak Nia telah memberitahukanku sebelumnya tentang terlibatnya diriku di kepengurusan. Tapi, aku anggap itu hanya angin lalu, mungkin namaku ada di daftar itu sebagai pelengkap saja. Awalnya memang tak peduli. Sampai akhirnya, aku ingin sekali mengikuti kegiatan American scholarship workshop dan the east Indonesia American Alumni association Conference dilaksanakan di Makassar, 24 November. Aku tanya Kak Nirma, “Aku masih bisa ikut tidak kak?” Kak Nirma berkata,” Ya, bisa saja, konfirmasi saja dengan Kak Ida (pengurus RUBAH Pinrang) atau Kak Nia (Ketua Umum RUBAH SIDRAP). Kak Nia menyampaikan bahwa aku masih bisa ikut, lagipula aku kan memang pengurus. Barulah aku tersadar bahwa aku ternyata punya tanggung jawab di sana. Dan bagiku, tanggung jawab itu harus dipikul dan dilaksanakan. Mulai saat itu aku bertekad untuk aktif nantinya. Dan aku lebih tersadar lagi, ketika Kak Aco sebagai Indonesia American Alumni mempresentasekan kegiatan Sahabat Pulau tersebut. Alangkah tak sadarnya diriku selama ini. Sahabat pulau itu bukan kegiatan sembarangan, hanya orang – orang tertentu saja yang bisa meluangkan waktu, tenaga dan uang dalam kegiatan itu.
Malam, setelah hari pelaksanaan konferensi dan workshop itu, Kak Aco berbagi motivasi sebagai seorang volunteer dan apa – apa yang akan dilakukan di program sahabat pulau nantinya. Aku semakin yakin untuk berjuang demi terwujudnya visi dan misi Sahabat Pulau itu meskipun apa yang aku lakukan mungkin tidaklah seberapa. Hanya dengan aktif di RUBAH Sidrap itulah jalanku menjalankan tanggung jawab dan merealisasikan visi dan misi itu.
Sekarang, aku diberi tanggung jawab oleh Kak Nia, ketua RUBAH SIDRAP yang sedang melaksanakan kegiatan KKN, untuk mengatur hal – hal yang berhubungan dengan RUBAH. Mulai dari materi, siapa yang turun mengajar, siapa – siapa Adik – adik RUBAH yang datang dan bagaimana perkembangannya. Aku sangat menikmati tugas ini. Bagiku ini bukan tugas yang berat. Dan sebisa mungkin kulakukan yang terbaik.
Menjadi volunteer memang memiliki suka dan duka tersendiri. Dan ada banyak pengalaman seru yang aku alami. Pengalaman yang tak terlupakan, ketika pertama kali aku datang ke Rubah dan mengajar adik – adik bahasa Inggris. Adik – adik kan semuanya adalah anak SD. Dan pertama kali pula aku mengajar anak SD. Sebelumnya, aku pernah mengajar di English Camp siswa SMP dan SMA. Jadi, apa yang ada di pikiranku ketika ingin mengajar adalah adik – adik yang akan saya ajar nantinya sama dengan peserta – peserta English camp sebelumnya.
Nah, dengan PDnya, aku memberikan lagu if you’re happy. Tapi, kenyataannya, mereka sangat susah menyebutkannya dan susah untuk mengatur apalagi mengajak mereka bernyanyi. Kadang ada beberapa adik – adik yang hanya berlarian dan tak memperhatikanku. Ingin marah tapi bagaimana caranya. Benar – benar bimbang. Akhirnya aku membiarkan saja mereka untuk tetap seperti itu.
Dalam pikiranku, siswa SD itu nakal. Sampai akhirnya, masalahku di Rubah ini aku bawa ke perkuliahan. Saat diskusi kelompok tentang pendidikan, dengan serta merta aku mengacungkan tangan dan menceritakan kasus ini kepada dosenku, berharap ada jalan bagaimana menghadapi adik – adik yang menurutku nakal ini. Dan apa yang disampaikan oleh dosenku benar – benar keren. Ia mengatakan bahwa jangan pernah berfikir siswa kalian itu nakal, karena kalian akan sering terpengaruh dengan apa yang kalian pikirkan. Sesungguhnya mereka tidak nakal. Hanya saja mereka mengekspresikan apa yang mereka ingin lakukan tanpa rasa takut. Sebenarnya mereka merasa aman berada di kelas kalian, sehingga mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Anak – anak yang seperti ini sebenarnya lebih mudah diketahui keinginannya daripada anak – anak yang lebih banyak diam. Ya, aku fikir juga begitu. Akhirnya mulai saat itu, aku berusaha menghindarkan diri dari pikiran negative terhadap adik – adik Rubah. Terima kasih bu, atas ilmunya.
Volunteer haruslah siap memberi tanpa mengharapkan imbalan, karena sebaik - baik pemberi imbalan hanyalah Tuhan yang Maha Esa. Seorang volunteer haruslah senantiasa berfikir positif dalam menghadapi segala hal. Mengorbankan waktu, tenaga, dan uang bukanlah hal yang biasa lagi. Dan, disinilah hakikat seorang volunteer. Volunteer itu, terbiasa ikhlas terbiasa memberi.

Kembalikan Kekuatan Aku Dong!!!



Dear BlogQ,
Udah lama banget yah aku ngga pernah nulis. Ini tulisan pertama aku dibulan Mei setelah beberapa bulan ngga pernah nulis lagi. Pekan yang lalu ada beberapa teman aku yang menyarankan aku nulis lagi, katanya sih tulisan2 yang aku tulis sebelumnya tuh bagus dan aku punya bakat untuk nulis (ciehhhh,,,tutup muka). Well done, I’ll write about my experience and story this year. Tapi, nanti ditulisan aku selanjutnya yah. Hari ini aku lemas banget, sebenarnya sih mulai hari Jum’at  kemarin. Aku juga ngga tau kenapa, padahal ngga ada yang terasa sakit ataupun luka ditubuh aku.  Aku ngga mau lemas dan loyo kayak gini, kembalikan kekuatan aku dong....

Ditulis 8 Mei 2013