Minggu, 02 Desember 2012

Berbagi Kehidupan


Pada bulan November 2012, volunteer Sahabat Pulau Indonesian Youth for Education (IYE) Kabupaten Pinrang, merasa perlu membenahi timnya. Hal tersebut di latarbelakangi karna sebagian besar para volunteer adalah mahasiswa akhir tahun yang sebentar lagi KKN dan saat ini sedang dalam proses penyusunan skripsi. Hal tersebut berarti jika para volunteer KKN, maka pelajaran anak-anak akan terputus. Padahal anak didik di sana sudah memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Sebagai koordinator Sulawesi dan inisisator kegiatan tersebut di Kabupaten Pinrang, saya harus turut andil untuk mencarikan solusi. Open recruitment volunteer adalah solusi yang saya tawarkan dan kegiatannya dibalut semenarik mungkin. Dengan kerja keras para volunteer yang sudah ada dan dibantu volunteer dari Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Enrekang, serta bantuan dari beberpa orang maka kegiatan tersebut dilaksanakan.
Awal Desember jam 08.00 dihalaman Rumah Bukit, Parepare open-recruitmen tersebut dilaksanakan dan di hadiri sekitar 40 orang. Kegiatan ini diawali dengan Presentasi Sahabat Pulau Indonesian Youth for Education (IYE) oleh Koordinator Pendidikan Kabupaten Pinrang, Faridah Abdul Rauf. Para peserta sangat antusias mendengarkan pemaparan program ini. Presentasi ini diikuti dengan tanya-jawab kepada koordinator tiga kabupaten yaitu Pinrang, Sidrap, dan Enrekang. Sesi selanjutnya adalah sharing tentang Studying Abroad yang dibawakan oleh Rahmah dan Dilla (alumni IELSP) dan dilanjutkan tentang sharing tentang Pentingnya bahasa Inggris oleh Diane Silvester, native speaker. Saya berharap setelah kegiatan tersebut, akan lebih banyak pemuda Indonesia yang memiliki jiwa kemanusiaan untuk berbagi apa yang mereka miliki dan lebih open-minded.
Sharing tips meraih beasiswa
How important English?


Volunteer Sahabat Pulau



Tawanya, Bahagiaku


Hari yang menyenangkan diawal Desember, melanjutkan aksi observasi yang telah kami lakukan di awal tahun baru hijriah 1434 H. Kami sekelompok pemuda yang peduli pendidikan melakukan aksi selangkah lebih maju. 6 orang alumni Indonesia English Language Study Program (IELSP) merealisasikannya dengan terjun langsung ke Loa Kumbar untuk mengajar 48 orang anak Sekolah Dasar di tempat tersebut. Kali ini lebih ramai, Saya, Habbul, Malik, Habib, Windi, dan Icha.
Untuk sampai di tempat tujuan, kali ini serasa lebih lama daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan macet sepanjang jalan, namun hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun niat kami. Perjalanan darat dengan naik motor ditempuh selama 1,5 jam dan di lanjutkan naik Cas/Katinting. Wah, penumpang dikatinting lebih ramai hari ini.
Perjalanan ke Loa Kumbar Via Katinting

Setelah tiba di pelabuhan Loa Kumbar kami, kami langsung menuju Balai Desa. Anak-anak di sana ternyata sudah tak sabar menunggu kedatangan kami yang dijemput dengan senyuman. Senyuman khas anak-anak, yang sungguh tulus, dalam dan tak menyembunyikan apa-apa “Senangnya melihat senyum anak-anak itu”. Aksipun di mulai, perkenalan dengan anak-anak tersebut dibuka oleh Kak Windy dilanjutkan dengan yang lain dengan gaya masing-masing. Saya membukanya dengan bernyanyi dan meminta anak-anak  dan volunteer untuk ikut bernyanyi disertai dengan gerakan.
Perkenalan dengan anak-anak

Setelah perkenalan, mereka di bagi dalam 6 kelompok berdasarkan kelas masing-masing. 1 volunteer menhandle 1 kelas. Pelajaran yang diberikan, tergantung keinginan anak-anak materi pelajaran yang ingin mereka pelajari. Saya mendapat kelas 2. Siswanya ada 3 orang yang hadir, 1 orang tidak ikut belajar “Jupry”. Mereka ingin menggambar. Lalu Mina, Dita, dan Sri menggambar sesuka mereka. Setelah itu gambarnya di warnai dan saya mengajarkan bahasa inggris warna yang ada digambar mereka. Windy mengajar anak kelas 1 menggambar, Habib dan Icha dengan kelompoknya berhitung dalam bahasa Inggris, Malik belajar bahasa Indonesia, Habbul belajar nama-nama hari dan bulan dalam bahasa inggris.
Menggambar bersama siswa kelas II

                                                           Habib dengan groupnya                                               
Setelah itu, kami bermain “kucing dan tikus” bersama anak-anak. Saya melihat anak-anak tersebut tertawa riang dalam bermain. Tawa dan senyum mereka sungguh tulus, tawa yang membuat hati bahagia melihatnya. Tawa mereka adalah obat pelepas lelah.
Traditional Game "Kucing dan Tikus"
Saya mendapatkan tiga bon-bon yang diberikan oleh Dandy. Anak yang super aktif dan cepat akrab dengan kami. Terima kasih Dandy.
Nah, sebelum kegiatan ini berakhir, kami tutup dengan do’a bersama yang di pimpin oleh Habib.
Volunteer bersama anak-anak